PENGENALAN
(Tulisan berikut
adalah kutipan tulisan Ustaz Zainul Hakim pada WA group Masjid Al Istiqomah,
dan juga dari Kitab Al Busyro, tulisan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky al
Hasani).
Siti Khadijah adalah isteri pertama Rasulullah SAW. Orang yang
pertama kali beriman kepada Allah SWT dan kenabian Rasulullah SAW. Orang yang sangat
berjasa bagi dakwah Rasulullah SAW dan penyebaran agama Islam.
Siti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10
kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam
usia 65 tahun, dan Rasulullah SAW berumor sekitar 50 tahun.
PERMINTAAN TERAKHIR
Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah
berkata kepada Rasululllah SAW,
Aku memohon maaf
kepadamu, Ya Rasulullah SAW, kalau aku sebagai isterimu belum berbakti
kepadamu.
Jauh dari itu ya
Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah
Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,
Fatimah puteriku, aku
yakin ajalku segera tiba, yang ku takutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan
kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan
sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.
Mendengar itu Rasulullah SAW bersabda,
Wahai Khadijah, ALLAH SWT
menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di Syurga.
Ummul mukminin, Siti Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas
terakhirnya dipangkuan Rasulullah SAW. Didekapnya isteri Baginda itu dengan perasaan
pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Baginda dan semua orang yang
ada disitu.
KAIN KAFAN DARI ALLAH
SWT
Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam
dan membawa lima kain kafan. Rasulullah SAW menjawab salam Jibril dan kemudian
bertanya,
Untuk siapa sajakah
kain kafan itu, ya Jibril?
Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah SAW, untuk
Fatimah, Ali A.S dan Hasan jawab Jibril. Jibril berhenti berkata dan kemudian
menangis.
Rasulullah SAW bertanya, Kenapa,
ya Jibril?
Cucumu yang satu,
Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan
tak dimandikan, sahut Jibril.
RasulullahSAW bersabda di dekat jasad Khadijah,
Wahai Khadijah isteriku
sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan isteri sepertimu.
Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah SWT maha
mengetahui semua amalanmu.
Semua hartamu kau
hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum
muslimin dan pakaianku ini juga darimu.
Namun begitu, mengapa
permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?
Tersedu Rasulullah SAW mengenang isterinya semasa hidup.
Seluruh kekayan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah SAW untuk
perjuangan agama Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik
Khadijah. Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan
yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.
Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian
yang sudah sangat kumuh dengan 83 tampalan, di antaranya dengan kulit kayu.
Rasulullah SAW kemudian berdoa kepada Allah SWT.
Ya Allah, ya Ilahi
Rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam
menegakkan Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku.
Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menenteramkanku pada saat
orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku
sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?
Tiba-tiba Ali berkata, Aku,
Ya Rasulullah!
PENGORBANAN SITI KHADIJAH
SEMASA HIDUP
Dikisahkan, suatu hari ketika Rasulullah SAW pulang dari
berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri
di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah SAW bersabda,
Wahai Khadijah
tetaplah kamu ditempatmu.
Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi.
Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali
makananpun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang
keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.
Kemudian Beliau mengambil Fatimah dari gendongan isterinya lalu
diletakkan di tempat tidur. Rasulullah SAW yang lelah seusai pulang berdakwah
dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu lalu berbaring di
pangkuan Khadijah.
Rasulullah SAW tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala
Rasulullah SAW dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata
Khadijah menetes di pipi Rasulullah SAW. Beliau pun terjaga.
Wahai Khadijah Mengapa
engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? tanya Rasulullah SAW dengan lembut.
Dahulu engkau wanita
bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina
orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah
engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad? lanjut Rasulullah SAW tak kuasa melihat isterinya
menangis.
Wahai suamiku. Wahai
Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan. jawab Khadijah.
Dahulu aku memiliki
kemuliaan. Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah SWT dan RasulNya.
Dahulu aku adalah bangsawan. Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah
dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah
aku serahkan untuk Allah SWT dan RasulNya.
Wahai Rasulullah SAW.
Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan
agama ini. Wahai Rasulullah SAW. Sekiranya nanti aku mati sedangkan
perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah
lautan, sekiranya engkau hendak menyebarangi sungai namun engkau tidak memperoleh
rakit pun atau pun jambatan.
Maka galilah lubang
kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jambatan untuk engkau
menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan
melanjutkan dakwahmu.
Ingatkan mereka
tentang kebesaran Allah SWT. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka
kepada Islam, wahai Rasulullah SAW.
Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa
Rasulullah SAW. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu
karena dua orang yang dicintainya yaitu isterinya Siti Khadijah dan pamannya
Abu Thalib telah wafat.
NOTA:
Tahun itu disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam
kehidupan Rasulullah SAW.
Ilaa hadlratin Nabiyyil musthafa, wa ilaa Khadijah al Kubra, al
Fatihah.