Dec 25, 2017

DETIK-DETIK WAFATNYA SITI KHADIJAH, ISTERI TERCINTA RASULULLAH SAW


PENGENALAN

(Tulisan berikut adalah kutipan tulisan Ustaz Zainul Hakim pada WA group Masjid Al Istiqomah, dan juga dari Kitab Al Busyro, tulisan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky al Hasani).


Siti Khadijah adalah isteri pertama Rasulullah SAW. Orang yang pertama kali beriman kepada Allah SWT dan kenabian Rasulullah SAW. Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah SAW dan penyebaran agama Islam.

Siti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, dan Rasulullah SAW berumor sekitar 50 tahun.

PERMINTAAN TERAKHIR

Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasululllah SAW,

Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah SAW, kalau aku sebagai isterimu belum berbakti kepadamu.

Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah

Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,

Fatimah puteriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang ku takutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.

Mendengar itu Rasulullah SAW bersabda,

Wahai Khadijah, ALLAH SWT menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di Syurga.

Ummul mukminin, Siti Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah SAW. Didekapnya isteri Baginda itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Baginda dan semua orang yang ada disitu.

KAIN KAFAN DARI ALLAH SWT

Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah SAW menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya,

Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?

Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah SAW, untuk Fatimah, Ali A.S dan Hasan jawab Jibril. Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.

Rasulullah SAW bertanya, Kenapa, ya Jibril?

Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan, sahut Jibril.

RasulullahSAW bersabda di dekat jasad Khadijah,

Wahai Khadijah isteriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan isteri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah SWT maha mengetahui semua amalanmu.

Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu.

Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?

Tersedu Rasulullah SAW mengenang isterinya semasa hidup.

Seluruh kekayan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah SAW untuk perjuangan agama Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khadijah. Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.

Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tampalan, di antaranya dengan kulit kayu.

Rasulullah SAW kemudian berdoa kepada Allah SWT.

Ya Allah, ya Ilahi Rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menenteramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?

Tiba-tiba Ali berkata, Aku, Ya Rasulullah!

PENGORBANAN SITI KHADIJAH SEMASA HIDUP

Dikisahkan, suatu hari ketika Rasulullah SAW pulang dari berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah SAW bersabda,

Wahai Khadijah tetaplah kamu ditempatmu.

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi.

Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makananpun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Beliau mengambil Fatimah dari gendongan isterinya lalu diletakkan di tempat tidur. Rasulullah SAW yang lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu lalu berbaring di pangkuan Khadijah.

Rasulullah SAW tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah SAW dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah SAW. Beliau pun terjaga.

Wahai Khadijah Mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? tanya Rasulullah SAW dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad? lanjut Rasulullah SAW tak kuasa melihat isterinya menangis.

Wahai suamiku. Wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan. jawab Khadijah.

Dahulu aku memiliki kemuliaan. Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah SWT dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan. Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah SWT dan RasulNya.

Wahai Rasulullah SAW. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah SAW. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyebarangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jambatan.

Maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jambatan untuk engkau menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu.

Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah SWT. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah SAW.

Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah SAW. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu karena dua orang yang dicintainya yaitu isterinya Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib telah wafat.

NOTA:
Tahun itu disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah SAW.

Ilaa hadlratin Nabiyyil musthafa, wa ilaa Khadijah al Kubra, al Fatihah. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.